Pecahnya selaput ketuban, atau yang lebih dikenal dengan “ketuban pecah” umumnya menjadi salah satu tanda dimulainya persalinan. Cairan amniotik yang melindungi dan menopang bayi selama kehamilan ini tiba-tiba keluar, menandakan bahwa waktu bertemu dengan sang buah hati semakin dekat. Namun, terkadang kondisi ini terjadi sebelum kontraksi dimulai atau bahkan sebelum memasuki waktu perkiraan tanggal lahir (HPL). Kondisi ini yang dikenal dengan Ketuban Pecah DinI (KPD) atau dalam istilah medis disebut dengan Premature Rupture of Membranes (PROM).
KPD pastinya dapat menimbulkan kekhawatiran dan pertanyaan bagi bunda. Mengapa hal ini bisa terjadi? Apa saja faktor yang menyebabkan ketuban pecah sebelum waktunya? Berikut adalah beberapa faktor yang perlu bunda ketahui:
1. Infeksi pada rahim atau saluran reproduksi
Infeksi dapat melemahkan kantung ketuban, membuatnya lebih rentan pecah. Salah satu penyebab paling umum terjadinya KPD adalah Infeksi pada rahim, serviks atau vagina.
2. Peregangan rahim yang berlebihan
Ketika rahim meregang melebihi batas normal, tekanan pada kantung ketuban juga meningkat. Peregangan yang berlebihan ini juga dapat menyebabkan membran ketuban menjadi tipis dan lemah, sehingga lebih rentan pecah sebelum dimulainya persalinan. Kondisi yang menyebabkan peregangan rahim berlebihan dan meningkatkan risiko adalah kehamilan ganda (gemeli) dan polihidrambion.
3. Perdarahan vagina selama kehamilan
Perdarahan pervaginam, terutama pada trimester kedua dan ketiga, dapat meningkatkan risiko KPD. Perdarahan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk solusio plasenta dan plasenta previa.
4. Riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya
Ibu hamil yang memiliki riwayat ketuban pecah di kehamilan sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami lagi pada kehamilan berikutnya.
5. Kebiasaan merokok dan gaya hidup tidak sehat
Kebiasaan merokok selama kehamilan telah terbukti meningkatkan risiko komplikasi, termasuk ketuban pecah dini, paparan zat berbahaya dalam rokok dapat melemahkan membran ketuban.
6. Kekurangan nutrisi tertentu
Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui mekanismenya, berikut nutrisi yang diduga berperan dalam menjaga kekuatan dan integritas selaput ketuban yaitu vitamin C dan tembaga (copper). Vitamin C adalah antioksidan kuat yang penting untuk sintesis kolagen, sedangkan tembaga adalah mineral penting yang berperan dalam pembentukan kolagen dan elastin. Kekurangan nutrisi ini dapat mengganggu elastisitas dan kekuatan selaput ketuban.
7. Prosedur medis invasif
Salah satu prosedur invasif yang paling sering dikaitakn dengan risiko KPD adalah amniosentesis. Aminosentesis adalah prosedur di mana dokter kandungan memasukkan jarum tipis melalui dinding perut ibu hamil ke dalam kantung ketuban untuk mengambil sampel cairan ketuban untuk mendeteksi adanya kelainan kromosom atau masalah kesehtan pada janin.
Apa yang harus dilakukan apabila ketuban pecah sebelum waktu bersalin?
Jangan tunda untuk mendapatkan penanganan medis. Segera hubungi dokter atau bidan apabila bunda mengalami pecah ketuban merasakan kontraksi persalinan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat ketuban pecah yaitu:
1. Catat waktu terjadinya pecah ketuban
Informasi tentang waktu pecahnya ketuban sangat penting bagi dokter atau bidan untuk menentukan langkah selanjutnya.
2. Perhatian warna dan bau cairan ketuban
Normalnya cairan ketuban berwarna bening atau sedikit kekuningan dan tidak berbau. Segera informasikan ke tenaga medis apabila cairan ketuban berwarna hijau, keruh, ataupun berbau karena hal ini tidak normal.
3. Hindari memasukkan apapun ke dalam vagina
Untuk mencegah infeksi sebaiknya jangan memasukkan apapun ke dalam vagina.
4. Sebaiknya berbaring
Hal ini dilakukan untuk mencegah ketuban keluar banyak dan tali pusat keluar bursama cairan ketuban.
Ketuban pecah sebelum waktunya bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Menjaga kehamilan sehat dan melakukan kontrol rutin adalah langkah awal untuk mencegah komplikasi ini. Apabila bunda merasakan gejala ketuban pecah, segera hubungi petugas medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.